Wed. Apr 30th, 2025

Kodok Buduk Suara Khas di Malam Hari

Kodok Buduk, Amfibi dengan Suara Khas di Malam Hari

Kodok buduk (Duttaphrynus melanostictus), yang juga dikenal sebagai kodok tegalan atau kodok sawah, adalah salah satu jenis amfibi yang sering dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Kodok ini terkenal dengan suara khasnya yang sering terdengar di malam hari, terutama saat musim hujan tiba.OSG888


Ciri-Ciri Kodok Buduk

Kodok buduk memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari jenis amfibi lainnya:

  • Tubuh kekar dengan kulit berbintil-bintil – Kodok ini memiliki kulit kasar dengan warna cokelat, abu-abu, atau kehijauan yang membantunya berkamuflase di lingkungan sekitarnya.
  • Mata besar dengan iris emas – Mata kodok buduk tampak mencolok, terutama saat terkena cahaya.
  • Telinga berbentuk bundar – Di belakang matanya terdapat timpani (membran telinga) yang berfungsi untuk menangkap suara.
  • Kelenjar parotoid di belakang kepala – Kelenjar ini mengandung racun ringan yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan dari predator.

Habitat dan Persebaran

Kodok buduk adalah spesies yang mudah beradaptasi dan dapat ditemukan di berbagai lingkungan, mulai dari daerah pedesaan hingga perkotaan. Habitat utamanya meliputi:

  • Sawah dan lahan pertanian – Mereka sering ditemukan di sekitar genangan air yang digunakan untuk bertelur.
  • Kebun dan pekarangan rumah – Kodok ini kerap bersembunyi di bawah dedaunan atau di lubang-lubang tanah.
  • Hutan tropis dan daerah berumput – Terutama yang dekat dengan sumber air seperti sungai atau rawa.

Kodok buduk tersebar luas di berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga India dan China bagian selatan.


Suara Khas di Malam Hari

Salah satu ciri paling mencolok dari kodok buduk adalah suaranya yang nyaring dan berulang-ulang, terutama saat malam hari. Suara ini digunakan oleh pejantan untuk menarik perhatian betina selama musim kawin. Suara mereka terdengar seperti “kruk… kruk… kruk…” yang berulang dengan ritme tertentu.

Saat musim hujan, suara kodok buduk semakin sering terdengar karena kondisi lingkungan yang lembap sangat mendukung aktivitas mereka.


Peran Ekologis dalam Ekosistem

Kodok buduk memainkan peran penting dalam keseimbangan ekosistem:

  1. Pengendali populasi serangga – Mereka memakan berbagai jenis serangga, seperti nyamuk, belalang, dan rayap, sehingga membantu mengurangi populasi hama.
  2. Makanan bagi predator lain – Kodok ini menjadi sumber makanan bagi burung, ular, dan mamalia kecil.
  3. Indikator lingkungan sehat – Karena sangat sensitif terhadap polusi dan perubahan lingkungan, keberadaan kodok buduk bisa menjadi indikator kesehatan ekosistem sekitarnya.

Ancaman terhadap Populasi

Meskipun kodok buduk masih tergolong umum, ada beberapa ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya:

  • Perusakan habitat – Urbanisasi dan alih fungsi lahan pertanian mengurangi tempat tinggal mereka.
  • Polusi air – Pestisida dan limbah beracun di sungai atau sawah dapat merusak telur dan larva mereka.
  • Perburuan untuk konsumsi – Di beberapa daerah, kodok ini ditangkap untuk dijadikan makanan atau bahan obat tradisional.

Upaya Konservasi

Untuk menjaga populasi kodok buduk tetap stabil, beberapa langkah konservasi bisa dilakukan, seperti:

  • Melindungi habitat alami dengan menjaga kualitas air dan lingkungan sekitar.
  • Mengurangi penggunaan pestisida agar tidak mencemari habitat mereka.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kodok dalam keseimbangan ekosistem.

Kesimpulan

Kodok buduk adalah salah satu amfibi yang paling mudah ditemukan di Indonesia dan memiliki peran penting dalam ekosistem. Dengan suara khasnya yang menggema di malam hari, mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana pedesaan dan perkotaan. Meskipun saat ini masih cukup banyak, perlindungan habitat dan kesadaran akan pentingnya spesies ini perlu ditingkatkan agar kodok buduk tetap lestari di alam.

By admin

Related Post